Kamis, 02 November 2017

KRITIK ARSITEKTUR TERHADAP BANGUNAN "CITY OF TOMORROW (CITO) SURABAYA"


Gambaran Superblok Masa Depan. Kreasi dari tampilan City of Tomorrow menyiratkan semangat modernitas dan jiwa sebuah arsitektur kontemporer. Mengemban fungsi sebagai mixed-use building, City of Tomorrow tampil dengan karakter yang unik. Desain setiap massa bangunan diselesaikan secara berbeda, tergantung fungsi yang diembannya. Namun secara keseluruhan, hubungan antar massa hadir sebagai suatu karya arsitektur yang harmonis. Sebagai hotel dan kondo, massa bangunan ini paling jangkung dan menjulang menghiasi langit Surabaya. Tampilan massa ini sebenarnya cukup sederhana, tidak ada bentuk-bentuk khusus sebagai point of interest, mungkin karena sosoknya yang raksasa itulah sehingga tidak ingin membunuh karakter massa-massa yang lain. Enam massa yang lain berfungsi sama, yaitu perkantoran, didesain dengan karakter yang berbeda. Yang membedakan diantaranya adalah bentuk massa dan motif garis-garis pembentuk perwajahan bangunannya. Massa perkantoran yang paling ujung mempunyai bentuk paling ekstrem dari massa-massa sebelumnya, yaitu lingkaran elips dengan kulit bangunan dari kaca dipadu alumunim panel. Kedua massa di ujung blok berdiri sendiri, sedangkan lima massa di tengahnya dipangku oleh podium yang berfungsi sebagai pusat perbelanjaan.

Superblok yang memiliki luas 170 ribu meter persegi ini berdiri di area seluas 2,6 Ha milik Lippo Group. Di area itu direncanakan akan dibangun 1700 ruang ritel (mall), enam tower perkantoran, 248 unit kondomonium (The Aryaduta Residences), hotel berbintang lima (The Aryaduta Hotel) dan Universitas Pelita Harapan Surabaya. Dibandingkan kawasan Surabaya yang lain, Surabaya bagian Selatan ini terbilang cepat dalam kemajuan ekonomi dan pengembangan wilayah. Sejumlah pusat perbelanjaan sekelas hypermart dan matahari departement store telah hadir di sana. Perkantoran pun bertumbuhan seiring dengan mekarnya kawasan itu. Apalagi di kawasan Waru Surabaya Selatan ini juga telah berdiri aneka industry makanan olahan, bahan pangan agribisnis dan agro industry, garmen, dan produk peralatan rumah tangga.


Ketinggian superblok City of Tomorrow, Surabaya yang mencapai 115 meter dikhawatirkan mengganggu proses pendaratan pesawat terbang ke Bandara Internasional Juanda. Pada saat cuaca buruk, pesawat yang melintas berpotensi besar menabrak bangunan tersebut.
Manajer Operasi Lalu Lintas Penerbangan PT Angkasa Pura I (Persero) Teguh Widodo menjelaskan, ketinggian bangunan Cito mencapai 115 meter dan hanya berada dalam radius antara 8 kilometer hingga 10 kilometer dari Bandara Internasional Juanda. Padahal, untuk menunjang keamanan penerbangan, dalam radius 15 kilometer atau kawasan keselamatan operasi penerbangan, ketinggian bangunan atau tower maksimal harus 90 meter.

Superblok City of Tomorrow berdiri di sebelah barat Jalan Ahmad Yani, Surabaya. Di dalam kompleks superblok ini terdapat mal, Hotel Aryaduta, dan Universitas Pelita Harapan. Selain City of Tomorrow, PT Angkasa Pura I (Persero) juga mencatat tiga tower pemancar yang berada di Kecamatan Sedati, Sidoarjo. Lokasi ketiga tower tersebut sangat dekat dengan bandara sehingga membahayakan pesawat yang hendak mendarat.

"Dengan ketinggian mencapai 115 meter, gedung hotel di City of Tomorrow sangat membahayakan bagi pesawat-pesawat yang hendak mendarat. Apalagi, banyak pula pesawat latih yang juga melintas di kawasan itu," kata Teguh. "Ketinggian tower serharusnya maksimal 42 meter, tapi tiga tower itu tingginya mencapai 64 meter. Pihak administrator bandara juga sudah memperingatkan tapi belum ada pembenahan hingga kini," tambah Teguh.


Sebelumnya, ketinggian bangunan Cito juga dipersoalkan. Menurut staf Dinas Tata Kota Surabaya, Pemkot mengeluarkan izin ketinggian bangunan Cito maksimal 102 meter. Keputusan itu menyusul adanya komplain Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim dan Lanudal Juanda bahwa kemungkinan besar Cito bisa mengganggu manuver pesawat dari dan ke Bandara Internasional Juanda. Batas maksimal yang diberikan Dishub Jatim ialah 115 meter.  Sementara di lapangan, bangunan Cito terdiri atas 40 lantai. Jika diasumsikan satu tingkat tingginya 3,5 meter, ketinggian Cito mencapai 140 meter. Itu jelas melebihi batas maksimal yang ditentukan Pemkot.

SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar